The rational mind is a denier of Love,
Though it may pretend to be an intimate.
It is clever and knowing, but not empty of itself.
- Jalaluddin Rumi
Cinta itu tidak mampu dijangkau dengan akal pikiran.
Ia tidak dapat dikuantifikasi ataupun dinalar dengan logika matematika.
Ia pun tak tertampung oleh hitungan timbangan untung-rugi.
Though it may pretend to be an intimate.
It is clever and knowing, but not empty of itself.
- Jalaluddin Rumi
Cinta itu tidak mampu dijangkau dengan akal pikiran.
Ia tidak dapat dikuantifikasi ataupun dinalar dengan logika matematika.
Ia pun tak tertampung oleh hitungan timbangan untung-rugi.
Adapun akal akan selalu mencari alasan, rasionalisasi serta jawaban akan segala sesuatu.
Namun dia akan kelu di hadapan cinta.
Bahkan seorang Rumi berkata nalar pikiran seseorang bisa menghalangi sapuan cahaya cinta.
Walaupun ia tahu akan banyak hal, karena sang pikiran masih dipenuhi oleh dirinya sendiri: ambisi diri, kejayaan diri, kemuliaan diri dan eksistensi dirinya. Itu memang natur sang akal.
Hanya kekuatan cinta yang mampu memaafkan orang yang menorehkan luka demikian dalam di hati, karena memaafkan itu tidak masuk akal.
Hanya daya cinta yang mampu menyambung silaturahmi justru dengan orang yang memutus silaturahmi dengan kita, karena akal akan memberi sinyal untuk menjauhi.
Hanya cinta yang menggerakkan orang tua untuk merawat dan mengurus anak-anaknya dengan kasih sayang karena akal akan menghitung semua itu sangat merepotkan dan menghabiskan banyak waktu, uang dan tenaga.
Begitulah, akal terlalu pendek jangkauannya untuk mengerti sebuah tindakan cinta.
Begitu pun saat Sang Pecinta mengirimkan sapuan pembersihannya pada raga dan jiwa kita, sesakit apapun rasanya hanya hati yang mencinta yang bisa melihat kebaikan di balik itu semua dan meraih dengan penerimaan yang baik.
When Love comes suddenly and taps on your window, run and let it in but first shut the door of your reason.
- Jalaluddin Rumi
Namun dia akan kelu di hadapan cinta.
Bahkan seorang Rumi berkata nalar pikiran seseorang bisa menghalangi sapuan cahaya cinta.
Walaupun ia tahu akan banyak hal, karena sang pikiran masih dipenuhi oleh dirinya sendiri: ambisi diri, kejayaan diri, kemuliaan diri dan eksistensi dirinya. Itu memang natur sang akal.
Hanya kekuatan cinta yang mampu memaafkan orang yang menorehkan luka demikian dalam di hati, karena memaafkan itu tidak masuk akal.
Hanya daya cinta yang mampu menyambung silaturahmi justru dengan orang yang memutus silaturahmi dengan kita, karena akal akan memberi sinyal untuk menjauhi.
Hanya cinta yang menggerakkan orang tua untuk merawat dan mengurus anak-anaknya dengan kasih sayang karena akal akan menghitung semua itu sangat merepotkan dan menghabiskan banyak waktu, uang dan tenaga.
Begitulah, akal terlalu pendek jangkauannya untuk mengerti sebuah tindakan cinta.
Begitu pun saat Sang Pecinta mengirimkan sapuan pembersihannya pada raga dan jiwa kita, sesakit apapun rasanya hanya hati yang mencinta yang bisa melihat kebaikan di balik itu semua dan meraih dengan penerimaan yang baik.
When Love comes suddenly and taps on your window, run and let it in but first shut the door of your reason.
- Jalaluddin Rumi