Berlomba Dalam Kebaikan

"Tercelanya Membanggakan Agama Sendiri & Berlombalah Dalam Kebaikan" by @Sahal_AS - sumber chirpstory.com

(1) Berikut adlh kultwitku ttg "Saling Membangga2kan Agama Sendiri itu Tercela. Berlombalah Dlm Kebaikan."
(2) Dlm Islam, membangga2kan agama sendiri antar pemeluk agama adlh satu hal yg tercela. Dan itu jadi sebab turunnya ayat 123 An Nisa'.
(3) Suatu ketika kaum muslim bertemu rombongan Yahudi dan Nasrani. Mrk lalu terlibat saling pamer keunggulan agama masing2.
4. Kata rombongan Yahudi pd rombongan muslim dan Nasrani: agama kami paling baik, krn Nabi dan kitab kami paling awal.
5. Mendengar itu, rombongan Kristen ga terima. Mrk bilang: agama kami justru yg terbaik di antara agama kalian.
6. Mendengar klaim orang2 Yahudi dan Kristen, pihak muslim ga terima, dan bilang: agama kami yg terbaik krn yg terakhir, paling sempurna.
7. Lanjut rombongan muslim: kalian justru diperintah utk ikut agama kami. Ga akan masuk surga orang yang tak mengikuti agama kami.
8. Tp Allah justru menolak sikap para pemeluk agama yg terlibat saling membanggakan agama masing2. Turunlah ayat 123 An Nisa".
9. Ayatnya: (Ganjaran Allah) tidak didapat dgn angan2 kalian, jg tdk angan2 ahli KItab. Siapa yg berbuat kejahatan akan dapat balasannya.
10. Bgmn maksud ayat di atas? Rasyid Ridla dlm Tafsir Al Manar menjelaskannya dgn mengutip gurunya, Muhammad Abduh.
11. Kt Abduh: kemuliaan agama n keselamatan pemeluknya tak bergantung pada pernyataan mereka thd pemeluk agama lain bahwa agamanya hebat..
12. Kemuliaan agama justru terletak pd ini: jika pemeluknya yakin dgn keunggulan agamanya, lakukan AMAL yg nyata berdasar agamnya.
13. Lanjut Abduh, balasan Tuhan itu berdasar amal, bukan koar2 membangga2kan agama diri. Ini berlaku utk kaum muslim dan jg ahli kitab.
14. Di akhir paparan Abduh menegaskan: agama tidak akan jadi unggul hanya dgn koar2 membanggakan diri pemeluknya, tp dgn AMAL nyata mrk.
15. Setuju dgn Abduh, Rasyid Ridla bilang ayat tsb adlh peringatan Allah agar muslim tidak koar2 bangga2in agamanya tp tanpa amal nyata.
16. Di akhir uraiannya, Ridla mengutip Abduh lagi. Abduh menyesalkan sementara muslim masa kini yg terlibat saling bangga2in agama.
17. Mrk berkoar, "mana ada agama lain yg lebih hebat dan sempurna dibanding Islam? Tp ketika ada yg nanya: apa yg udah dikerjakan Islam?..
18. ...apa keistimewaan Islam dibanding yg lain? Si muslim yg koar2 tadi hanya terbengong. Kalo ada yg skpetis, mrk gak terima.
19. ...Hasilnya ini: orang yg sesat tetap sesat, yg menghina tetap menghina, yang bangga2in tetep begitu. Gak mengubah apa2.
20. Abduh lantas menyimpulkan: falkalam katsirun, wa la 'ilma wa la 'amala yarfa'u sya'nal Islam wal muslimin.
21. Artinya: omongnya banyak dan berbusa2, tapi tanpa ilmu dan tanpa amal nyata yg mampu mengangkat derajat Islam dan kaum muslimin. 
22. Sementara sikap bangga2in agama dicela oleh Qur'an, berlomba2 dlm kebaikan antar pemeluk agama justru diserukan.
23. Saya sudh kultwitkan ttg berlomba kebaikan bbrp waktu lalu >> Fatsabiqul Khairat chirpstory.com/li/248866
24. Kultwit saya tsb ditanggapi oleh Ustadz @abdullahhaidir1 >> manhajuna.com/kultwit-tangap…
25. Saya ucapkan makasih ke Ust @abdullahhaidir1 atas kritik2nya, dan saya akan tanggapi balik, dgn merujuk lagi pd Tasir Al Manar.
26. Mnrt @abdullahhaidir1, lomba kebaikan itu arahnya utk sesama muslim. Tp Ridla dlm Tafsir Al Manar bilang itu antar pemeluk agama.
27. Ada dua ayat yg menyebut "fastabiqul khairat", yakni QS 2: 148 dan QS 5: 48. Mari kita tengok tafsir Ridla thd dua ayat itu.
28. Ayat pertama:"Dan masing2 mempunyai kiblat/ arah yang ia menghadap kepadanya. Mnrt Ridla, "masing2" artinya masing2 pemeluk agama.
29. Kt Ridla, masing2 umat punya kiblat sendiri2. Muslim menghadap ka'bah, Yahudi Baitul Maqdis, Kristen ke timur, agama 2lain beda lagi.
30. Artinya, masing2 agama punya orientasi n ritual yg beda2. Namun, Tuhan serukan pemeluknya utk berlomba dlm kebaikan.
31. Kt Ridla, seruan tsb bukan hanya khusus utk kaum muslim saja, tp scr umum berlaku utk masing2 pemeluk agama tsb.
32. Itu dinyatakan Ridla: Wa hadza al amr 'AM muwajjah ila ummah al- da'wah, LA KHASH bil mu'minin al mustajibina lillah wa al-rasul.
33. Sedang pd ayat kedua, seruan berlomba2 dlm kebaikan terkait dgn betapa Qur'an berperan sbg pembenar dan penyaksi kitab2 sblmnya.
34. Artinya, risalah Muhammad bukan suatu yg baru dan unik dlm sejarah, tp mrpkn bagian dari mata rantai panjang para rasul Tuhan sblmnya.
35. Agama2 para Rasul beda2 dlm praktek ritualnya, tp sejatinya membawa misi yg sama: tauhid dan kepasrahan pd Allah.
36. Dlm ayat QS 5: 48, andai Allah mau, bisa aja semua agama dibikin sama dlm syariahnya (aturan dan ritualnya). Tp kan tidak begitu
37. Allah justru membiarkan keragaman agama2 tsb, dan serukan pemeluknya utk berlomba2 dlm kebaikan.
38. Di akhir ayat, dinyatakan, nanti di akhirat Allah akan memberitahu/ memberi kata putus ttg perbedaan2 tsb.
39. Salah satu pelajaran dari ayat tsb: agama yg bersumber dari Allah dari dulu sampe skrg satu: tauhid dan berserah diri pd Allah.
40. Tp dlm perjalanan sejarahnya, tiap2 Nabi membawa syariahnya sendiri2 utk umat yg beda2.
41. Dan tiap2 umat punya Rasulnya sendiri2. Rasul Allah banyak, dan banyak yg tidak dikenalkan Allah pd kita.
42. Namun meski syariah para rasul berbeda2, krn tuntutan zaman dan konteksnya, tp semua membawa misi Ilahi yg sama dan tunggal.
43. Atas dasar itulah Imam Qatadah, ulama generasi Tabi'in bilang: Al-din wahid wa al-syariah mukhtalifah. Agama satu, syariah banyak.
44. Nah DIN itulah yg juga disebut sbg Islam dlm artinya yg umum, yakni sbg tauhid dan berserah diri pd Allah.
45. Ttg distingsi Islam yg umum dan yg khusus (sbg nama agama formal yg dibawa Nabi Muhammad) udah kujelaskan di kultwitku di atas.
46. Tp saya ingin menambahkan paparan Abduh ttg hal itu ketika beliau menafsirkan Ali Imran 19-20 yg dimuat di Tafsir Al Manar.
47. Kt Abduh: innal muslim al haqiqiy fi hukm al Qur'an man kana khalishan min syawa'ib al syirk bi al-Rahman...
48....mukhlishan fi a'malihi ma'al iman, min ayyi millatin kana, wa fi ayyi zamanin wujida wa makan.
49. Kata Abduh: Sesungguhnya muslim yg sejati menurut Qur'an adlh orang yg bersih/ murni dari ketidakmurnian2 syirik pd Allah, dan...
50...dan ikhlash dlm amalnya (murni demi Allah), dan disertai iman, dari agama manapun, pada zaman kapanpun, dan di manapun.
51. Definisi Abduh ttg "muslim" mengimplikasikan bahwa yg tidak bersih dari syirik, dan amalnya tidak dg iman berarti bukan muslim.
52. Artinya, kalo dari agama2 yg syariahnya beragam tadi ada yg menympang dari tauhid berarti menyimpang dari Islam.
53. Tp itu tak menafikan prinsip "agama itu satu, syariah (aturan n ritual) beragam.' Karagaman tak halangi lomba kebaikan.
54. Ust @abdullahhaidir1 dlm tanggapannya menganggap sikapku ttg fastabiqul khairat mengarah pd keyakinan "semua agama sama".
55. Saya terus terang heran dgn anggapan itu. Tak sekalipun saya pernah menyatakan semua agama sama, tp tetep aja dituduh begitu heuheu
56. Yg kubilang, sbg muslim, saya yakini agamaku yg paling benar. Tp jg mengakui hak pemeluk agama lain utk yakini agamanya yg plg benar.
57. Artinya, sbg muslim saya meyakini bahwa tauhid dan berserah diri pd Allah (islam arti umum) hanya bisa melalui agama Nabi Muhammad.
58. Tp dgn tahu prinsip "agama satu, syariah beragam", saya menghormati hak pemeluk agama lain utk meyakini kebenaran agamanya.
59. Ingat, mengakui hak pemeluk agama lain utk yakini kebenaran agamanya tak sama dengan menyetujui kebenaran agama tersebut.
60. Keyakinanku berlaku mutlak utk diriku, tp dlm pergaulan sosial, toleran thd keyakinan lain. Ini udah kubahas dlm kultwitku sblmnya.
61. Dgn prinsip "mutlak ke dalam, toleran ke luar" inilah kita bisa "berlomba dlm kebaikan" dgn umat lain tanpa sikap parno.
62. Dgn sikap "mutlak ke dalam, toleran ke luar," kita tak alergi melihat agama lain dari perspektif dalam. Memahami tak lantas setuju.
63. Toelransi antar pemeluk agama bisa kokoh kalo berkembang juga di antara mereka sikap saling menghormati perspektif agama masing2.
64. Ada yg nanya, kalo demikian, lantas bgmn dgn kewajiban berdakwah? Jawab saya, ikuti Qur'an dlm hal metode dakwah.
65. Qur'an mengajarkan muslim utk tak memaki sesembahan agama lain, yg berarti larangan utk mencela keyakinan agama lain.
66. Selain itu, Qur'an juga mengajarkan agar dlm berdebat/ berdisikusi dgn pemeluk agama lain scr beradab dan saling menghormati.
67. QS 29: 46: Dan janganlah kamu berdebat dgn ahli kitab kecuali dgn cara yg paling baik, kecuali dgn orang2 yg zalim di antara mrk..
68. dan katakanlah kepada mrk, "kami beriman dgn kitab2 yg diturunkan kepda kami dan yg diturunkan kpd kamu...
69. ...Tuhan kami dan Tuhan kamu adlh satu, dan kami hanya kepada-NYA berserah diri."   
70. Berdakwah ada etikanya. Krn itu, saling membanggakan agama masing2 dgn merendahkan agama lain dicela Tuhan, krn itu ga etis.
71. Menilai agama lain dgn sok mengacu kitab agama tsb, tp dgn ilmu pas2an n disertai kebencian, bukanlah dakwah, tp pamer kebodohan.   
72. So, ketimbang saling bangga2in agama sendiri sambil mencela agama lain, yg dicela Qur'an, mending kita berlomba2 dlm kebaikan. SEKIAN.