Bertemu Rasulullah

Oleh: Danarto, dalam Gerak-gerik Allah: Sejumput Hikmah Spiritual. Bab II Rasulullah, Teladan, Ibadat dan Surga. Risalah Gusti, 1996
Siapa pun yang melihatku dalam mimpi, maka ia benar-benar telah bermimpi tentang aku. Sesungguhnya setan tidak dapat menyerupai diriku. Nabi Muhammad Saw.

Apakah Anda pernah bertemu Nabi Muhammad Saw.? Oh ya, pernah? Berapa kali? Satu kali? Dua kali? Berkali-kali? Sering? Setiap saat?

Alhamdulillah. Artinya Anda termasuk ummat yang diperhatikan beliau. Tak banyak tentu dari saudara-saudara kita yang telah bertemu Rasulullah di dalam mimpinya.

Merupakan kebahagiaan Anda bisa bertemu Nabi dalam tidur Anda, padahal Anda sendiri tidak pernah membayangkannya atau punya cita-cita yang demikian itu. Banyak yang mendambakan bisa mengalami peristiwa itu, tetapi bermimpi seperti itu tak mungkin dapat direkayasa. 

Itulah pertemuan yang sebenarnya dengan Nabi. Tak mungkin setan atau sejenisnya mampu menyamarkan pertemuan itu. Artinya, tidak akan pernah ada suatu kekuatan yangmampu menyamarkan diri---memba-memba---sebagai Nabi. Hal itu sudah dijamin Nabi, karena hukum kenabian itu abadi. Dan Nabi tidak memilih-milih ummatnya untuk ditemuinya. Siapa saja. Ya ulama, kiai, sarjana, seniman, negarawan, politisi, industriawan, jenderal, presiden, orang-orang biasa, laki-laki maupun perempuan.

Cerita-cerita tentang pertemuan itu bisa bermacam-macam, unik serta fantastik. Hanya saja, biasanya orang merahasiakan mimpinya itu, supaya tidak terjadi pembanggaan diri. Lain halnya bila untuk keperluan ilmiah, orang baru mau bercerita.

Misalnya, ada seorang yang dalam mimpinya melihat Rasul dengan wajahnya yang bercahaya. Lalu, sampai seminggu mata orang ini masih silau oleh cahaya wajah itu, sekalipun dalam keadaan jaga. Ada pula yang setiap hari Nabi mengunjungi seseorang, tak pandang golongan, tak pandang agama. Pernah pula Nabi menyelamatkan seseorang yang berniat aniaya terhadap dirinya sendiri. Ada pula cerita tentang seorang yang bekerja bahu-membahu dengan Nabi, bergotong royong dengan banyak orang mengerjakan sesuatu yang berguna bagi ummat.

Banyak cerita yang beredar sampai di zaman globalissi ini tentang keyakinan ketika seseorang dalam mimpinya bertemu Rasulullah. Itulah sebagus-bagusnya mimpi, itulah mimpi yang menjadi cita-cita, itulah hiasan hidup yang manis ketika kita punya jarak ratusan tahun dengan hidup Nabi kita itu. Suatu mimpi yang diyakini mendatangkan pahala bagi hidup seseorang. Suatu mimpi yang mengisyaratkan, Rasul menghendaki sesuatu kepada orang yang ditemuinya dalam keadaan tidur itu. Suatu mimpi yang memberi petunjuk pada jalan hidup seseorang.