Pembicara:
Abi
Apakah
hidup itu? Dalam sebuah percakapan kata itu membuka forum.
Sekuntum
mawar yang baru mekar dari kuncupnya berkata sambil membuka
kelopaknya satu per satu menyambut mentari, “Hidup adalah menjadi
sesuatu.”
Kupu-kupu
yang sedang terbang kian kemari hinggap dari satu bunga ke bunga lain
sambil menghisap madu berkata, “Hidup itu hanya semata-mata
kenikmatan dan hangatnya sinar mentari.”
Seekor
semut yang sedang sibuk bekerja mengangkat sebatang jerami yang
besarnya sepuluh kali tubuhnya berkata, “Hidup adalah kerja keras
tanpa henti, cucuran keringat dan menahan diri.”
Sementara
percakapan terjadi, hujan mulai turun rintik-rintik. Sang hujan pun
berkata, “Hidup itu hanya air mata dan tak lebih dari air mata.”
Jauh
di angkasa, seekor elang terbang meliuk dan menyahut, “Hidup adalah
usaha terus-menerus menuju ke atas.”
Malam
tiba dan seorang pria datang mendekat. Rupanya ia baru pulang dari
sebuah pesta. “Hidup,” keluhnya, “adalah pencarian
terus-menerus terhadap kebahagiaan dan jaring-jaring kebahagiaan.”
Setelah
malam yang panjang, subuh pun tiba. Di ufuk timur terbit matahari
yang memancarkan cahaya merah muda, dan berkata, “Seperti saya,
subuh adalah awal dari hari yang baru, maka hidup adalah permulaan
dari keabadian.”
Kisah
ini diambil dari "One Hundred Wisdom Stories From Around the World
",
oleh Margaret Silf.
Dari
kisah di atas, semua yang disebutkan di atas adalah real. Apapun yang
ada di hadapan kita, rengkuhlah kehidupan apa adanya seperti yang
kita temui hari ini. Yang pada ujungnya, hidup adalah untuk menuju
(mendapatkan) keabadian.
Jadi,
apakah hidup itu..?
Kita
adalah bagian penting dari rencana indah Tuhan di muka bumi. Untuk
apa..? Untuk mewujudkan citra Tuhan di muka bumi. Apakah ada makhluk
yang tidak dipakai Tuhan untuk mencitrakan dirinya?
Ada
kisah lain: Ada beberapa helai kanvas yang sedang berjemur di terik
pagi. Si seputih salju berkata, “Aku tidak mau digambari oleh sang
pelukis.” Sedangkan si secercah pagi mengatakan bahwa ia mau. Ia
mau karena, “banyak orang akan mendapatkan inspirasi dari gambar
itu, yang putus asa jadi punya pengharapan lagi dll, dll, dari gambar
itu,” kata secercah pagi.
Kesucian
itu harus ada dampaknya. Bagaimana dampak realnya dalam kehidupan.
Ada
orang bertanya, bagaimana untuk shalat khusyu'? Ubah pertanyaannya
menjadi bagaimana agar shalat saya berdampak pada kehidupan.
Ego
spiritual: ingin menjadi suci sendiri, setelah itu tidak ada relasi
dengan di kehidupan real.
Hidup
itu harus ada refleksi. Setelah saya mencapai titik tertentu dalam
ibadah, setelah itu apa yang akan kita lakukan dalam kehidupan.
Allahu akbar-nya mana dalam kehidupan.. ihdinashirattal
mustaqim-nya mana.. dll.
Hablumminallaah
dan hablumminannaas dalam kehidupan ini identik. Tidak ada
dikotomi. So, diri kita dipakai sebagai citra dari Allah. Ada
perjalanan naik (menjadi makhluk ruhani), tapi harus juga ada
perjalanan turun, memasyarakat (hablumminannaas).
Pikiran
adalah takdir pertama. Kendalikan pikiran Anda.[]