dari: yusdeka.wordpress.com
– mengenal Allah Yang Hidup
– mengerti Bahasa Allah
– manzahirkan kehendak Allah, yaitu syariat.
Kalau tidak begini, maka:
– dalam beribadah, kita akan selamanya seperti sedang berhadapan dengan tembok batu yang tuli, pekak, dan bisu
– kita akan sibuk mengolah pikiran kita dalam rangka mencari Allah dan diri kita sendiri.
– kita jadi malas menjalankan syariat (bersyariat hanya seadanya saja).
– kita menjalankan syariat seperti orang yang munafik
Tempat Bersandar
- Tempat bersandar dan istirahatnya mata pada cahaya, warna, dan rupa
– tempat bersandar dan istirahatnya telinga pada suara, bebunyian, dan tetabuhan
– tempat besandar dan istirahatnya pikiran pada materi dan gelombang (vibrasi)
– tempat bersandar dan istirahatnya hati pada rasa iman dan ihsan kepada Allah…
– mengenal Allah Yang Hidup
– mengerti Bahasa Allah
– manzahirkan kehendak Allah, yaitu syariat.
Kalau tidak begini, maka:
– dalam beribadah, kita akan selamanya seperti sedang berhadapan dengan tembok batu yang tuli, pekak, dan bisu
– kita akan sibuk mengolah pikiran kita dalam rangka mencari Allah dan diri kita sendiri.
– kita jadi malas menjalankan syariat (bersyariat hanya seadanya saja).
– kita menjalankan syariat seperti orang yang munafik
Tempat Bersandar
- Tempat bersandar dan istirahatnya mata pada cahaya, warna, dan rupa
– tempat bersandar dan istirahatnya telinga pada suara, bebunyian, dan tetabuhan
– tempat besandar dan istirahatnya pikiran pada materi dan gelombang (vibrasi)
– tempat bersandar dan istirahatnya hati pada rasa iman dan ihsan kepada Allah…